Minggu, 12 Mei 2013

Malaikatku

Dalam kesenyapan malam,
kuterhempas seorang diri,
sendiri, tak ada seorangpun disana.
Kesunyian yang mencekam,
dan kegelapan yang menakutkan,
kucoba kuatkan diri,
berdiri tanpa penopang.

Tampak dari Kejauhan,
seberkas sinar Indah,
jiwaku terasa hangat,
kumerasa ada pengharapan
Langkahnya perlahan,
semakin mendekatiku,
aku terkejut, terhentak sejenak dalam keheningan.

Sinar itu seorang malaikat, malaikat cantik,
wajahnya indah, bak mawar mekar,
senyumnya tulus, setulus merpati.
Malaikat itu mengulurkan tangannya,
dan aku menggapainya, tangan yang begitu lembut,
selembut sutra Surga.

Dia membelaiku dengan lembut,
belaiannya terasa tak asing bagiku,
dia mengecup keningku, Akupun tersadar.
 oh, Sinar itu! Sinar yang ternyata seorang malaikat,
 malaikat yang sangat elok parasnya, dialah Ibuku.

Kupeluk tubuhnya, dan kurasakan getaran Hebat,
Getaran seorang pahlawan, pahlawan kehidupanku.
Tak terbalas kasihmu Ibu, yang mengatarku kedunia,
dengan penuh pengorbanan, kau pertaruhkan Nyawamu.
Tak terbalas cintamu Ibu yang merawatku hingga ku dapat berdiri tegar,
terimakasih Ibu